Soal Kuota Sekolah SNMPTN Dikurangi Karena ‘Bangku Kosong’, Begini Kata LTMPT

Jelang pelaksaan SNMPTN 2022, rumor soal pengurangan kuota sekolah dari tahun sebelumnya kembali naik ke permukaan. Isu ini pun dilirik oleh pihak penyelenggara Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) dan memberi penjelasan kepada para siswa maupun guru.

Rumor pengurangan kuota sekolah SNMPTN ini disebut-sebut sebagai buntut panjang dari peserta yang tidak bertanggung jawab. Dalam artian, peserta yang berhasil lolos SNMPTN pada perguruan tinggi tertentu tidak melanjutkan daftar ulang dan mengakibatkan ada bangku kosong di suatu perguruan tinggi negeri (PTN).

Menanggapi hal itu, Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto mengatakan bahwa kebijakan mengenai pengurangan kuota dikembalikan kepada masing-masing PTN.

“Kalau rumor yang beredar jatahnya dikurangi, itu ya tergantung dari masing-masing perguruan tingginya,” kata Budi dalam sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri tahun 2022 yang digelar secara daring, Sabtu (11/12/2021).

Budi pun membenarkan adanya kemungkinan bahwa suatu PTN memilih untuk mengurangi kuota SNMPTN pada sekolah tertentu. Terutama bagi sekolah dengan jumlah siswa yang tidak melakukan daftar ulang tinggi.

Fenomena ini pun disebut Budi sebagai punishment atau hukuman bagi sekolah. Hingga berimbas pada kuota SNMPTN bagi angkatan setelahnya.

“Bisa juga, misalnya, sekolah ini tahun kemarin yang tidak daftar ulang SNMPTN banyak. Padahal sudah dijatah sekian tapi tidak ada yang daftar ulang. Ya sudah, tahun ini dikurangi,” papar dia.

“Tapi bukan sama sekali ditiadakan (kuotanya). Paling tidak, ada punishment, kira-kira seperti itu,” lanjut dia lagi.

Pasalnya, kata Budi, fenomena bangku kosong ini cukup merugikan bagi sejumlah pihak. Terutama bagi PTN atau pun peserta yang tersingkir dari seleksi.

“Kasian sudah menyingkirkan orang lain tetapi akhirnya tidak dipakai. Bangkunya kosong (artinya) tidak (bisa diisi oleh) jalur lain. (Sebab) begitu diterima (SNMPTN) dan tidak ditempati, ya berarti dia tidak bisa ikut UTBK, seleksi mandiri. Seperti itu gambarannya kira-kira,” papar Budi.

Untuk itu, Budi kembali mengingatkan peran sekolah terutama guru Bimbingan Konseling (BK) dalam perkara ini. Ia berharap para guru BK bisa membimbing siswanya agar memilih jurusan SNMPTN 2022 sesuai dengan yang benar-benar diminati mereka.

“Guru BK bisa komunikasi dengan benar pada anak-anak, kalau memang tidak mau (jurusan pilihan SNMPTN) ya tidak usah (mendaftar). Terutama SNMPTN ya,” tuturnya.

Sebelumnya, LTMPT telah merilis syarat sekolah yang diperkenankan untuk mendaftar SNMPTN 2022. Besaran kuota dari tiap sekolah disesuaikan dengan akreditasi yang diraih oleh masing-masing sekolah. Adapun persyaratan sekolah yang berlaku untuk mendaftar SNMPTN 2022 adalah sebagai berikut:

Persyaratan Sekolah SNMPTN 2022 :

  • SMA/MA/SMK yang punya Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)
  • Akreditasi A: 40% terbaik di sekolah
  • Akreditasi B: 25% terbaik di sekolah
  • Akreditasi C dan lainnya: 5% terbaik di sekolah
  • Sekolah mengisi PDSS dan data siswa yang dilengkapi hanya mereka yang memenuhi syarat SNMPTN 2022

 

Sumber: https://www.detik.com/edu/seleksi-masuk-pt/d-5850558/soal-kuota-sekolah-snmptn-dikurangi-karena-bangku-kosong-begini-kata-ltmpt

23 replies

Comments are closed.